Selasa, 22 Januari 2013

Taliban kecam komentar Pangeran Harry

Terbaru  22 Januari 2013 - 19:33 WIB
Pangeran Harry di Afghanistan
Pangeran Harry menceritakan pengalaman di Afghanistan menandai berakhirnya masa tugasnya.
Kelompok Taliban di Afghanistan menyebut Pangeran Harry sebagai pengecut sehubungan dengan komentarnya saat bertugas di Afghanistan.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada koran Inggris, Daily Telegraph, bahwa komentar anggota keluarga Kerajaan Klik Inggris itu merendahkan dan memperlihatkan kurangnya pengetahuan maupun pemahaman atas situasi di Klik Afghanistan.
Dalam serangkaian wawancara di pangkalan pasukan Inggris di Camp Bastion, Pangeran Harry antara lain menyamakan tugasnya sebagai co-pilot dan juru tembak helikopter tempur dengan permainan komputer, yang dia kuasai.
"Merupakan kegembiraan bagi saya karena saya salah seorang yang suka main PlayStation dan Xbox, jadi dengan jempol, saya suka berpikir mungkin saya akan berguna," tuturnya dalam wawancara untuk menandai Klik berakhirnya tugasnyaKlik selama 20 minggu di Afghanistan.

Dikecam pegiat

"Dalam beberapa bulan belakangan, banyak warga sipil yang tewas karena serangan udara. Komentar itu merupakan sikap angkuh dan tidak peka dalam membunuh warga Afghanistan"
Lindsey German
Komentar Pangeran Harry itu juga mengundang kecaman dari seorang pegiat anti perang di Inggris.
Lindsey German dari Koalisi Hentikan Perang mempertanyakan bagaimana Pangeran Harry bisa memastikan bahwa yang dibunuhnya adalah pejuang Taliban.
"Dalam beberapa bulan belakangan, banyak warga sipil yang tewas karena serangan udara. Komentar itu merupakan sikap angkuh dan tidak peka dalam membunuh warga Afghanistan, siapapun dia dan amat susah untuk mendapatkan simpati dan dukungan, yang merupakan tujuan dari perang ini," tutur Lindsey German kepada kantor berita PA.
Lindsey German juga membandingkan situasi Pangeran Harry dengan tentara-tentara lain yang mungkin terancam pengangguran.
"Pangeran Harry kembali ke kehidupan yang ideal dan mewah, tidak seperti sebagian besar tentara yang menghadapi pengangguran, pengehematan anggaran, dan masalah-masalah sosial."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar