Benarkah Nabi Sulaiman dan Nabi Musa Memakai Jimat?
Barangkali pertanyaan di atas terasa begitu aneh, asing atau mungkin lucu di telinga sebagian besar pembaca, yang telah mendapat hidayah untuk mengenal akidah yang murni, serta terdidik di atas ajarannya. namun, lain halnya jika ynag membaca adalah orang-orang yang ketergantung terhadap benda mati (baca: jimat) telah mendarah daging dalam dirinya. Sampai-sampai ketika ada seorang yang mencoba meluruskan keyakinan paganismenya itu, dia akan amat tersntak dan kaget dengan adanya pemahaman “baru”, yang 180 derajat bertolak belakang dengan apa yang diyakininya selama ini.
Sebagia agama yang menjadikan penghambaan kepada Allah tujuan utamanya, tentu saja Islam tidak membenarkan ketergantungan seorang hamba kepada selain Allah, apalagi kepada benda-benda mati semisal jimat. Namun, kenyataan berkata lain, masih ada di sana-sini, oknum-oknum kurang bertanggung jawab yang berusaha mencari dalih untuk melegalkan praktik pemakaian jimat. Di antara syubhat yang mereka hembuskan guna melancarkan usaha tersebut adalah dengan berdalih: Kisah nabi Sulaiman ‘alaihissalam dan cincinnya, juga kisah nabi Musa ‘alaihissalam dan tongkatnya, serta kesimpulan batil yang mereka tarik dari keduanya.
Sebagia agama yang menjadikan penghambaan kepada Allah tujuan utamanya, tentu saja Islam tidak membenarkan ketergantungan seorang hamba kepada selain Allah, apalagi kepada benda-benda mati semisal jimat. Namun, kenyataan berkata lain, masih ada di sana-sini, oknum-oknum kurang bertanggung jawab yang berusaha mencari dalih untuk melegalkan praktik pemakaian jimat. Di antara syubhat yang mereka hembuskan guna melancarkan usaha tersebut adalah dengan berdalih: Kisah nabi Sulaiman ‘alaihissalam dan cincinnya, juga kisah nabi Musa ‘alaihissalam dan tongkatnya, serta kesimpulan batil yang mereka tarik dari keduanya.
Menurut anggapan mereka, cincin nabi Sulaiman dan tongkat nabi Musa, adalah benda mati yang Allah isi dengan kekuatan, lalu kedua nabi tersebut memanfaatkannya. Hal itu bukanlah tindak perbuatan syirik. Sebab benda-benda mati tersebut hanyalah media perantara. Begitu pula halna jimat, hanyalah sekedar media perantara saja, berupa benda mati yang Allah isi dengan kekuatan. Berdasar analogi ini, penggunanya tidaklah di anggap sebagai bentuk kesyirikan [Menjawab Kontroversi Seputar Jimat makalah tulisan Zahra Fahira, sebagaimana dalam Majalah Misteri, edisi 387 (hal. 61-62)].
Tulisan di atas adalah sekelumit dari ebook kita kali ini, untuk lebih jelasnya silahkan Anda download di link berikut ini:
Artikel www.KisahMuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar