Selasa, 04 Desember 2012


FOTO:
Jakarta - Almarhum Diego Mendieta sempat disuruh pulang oleh keluarganya di Paraguay. Namun, karena malu belum punya uang, ia pun menunda kepulangannya -- sampai ajal menjemputnya.

Demikian diceritakan Bambang Senono -- lebih dikenal dengan sebutan 'Pak Tun' -- dari divisi transportasi sekaligus penjaga mess Persis Solo, saat ditemui detiksport di Jl. Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Solo, Selasa (4/12/2012) siang.

"Diego terlalu memforsir fisiknya. Pihak medis sudah memperingatkan supaya dia istirahat total. Tapi dia masih memilih bermain," ujar pria 51 tahun yang kerap dicurhati para pemain termasuk Mendieta.

"Rencananya, kalau dia bisa berobat jalan, dia disuruh tinggal di mess saja biar dapat hiburan," sambung Pak Tun.

Mendieta tinggal di rumah kontrakan, sementara istri dan ketiga anaknya tetap berada di Paraguay. Ketika karier pemain 32 itu mulai menurun, penghasilannya pun tak jelas, ia pernah diminta pulang kampung.

"Diego pernah disuruh pulang sama istrinya, dibelikan tiket ke Paraguay, tapi dia malu karena belum dapat materi banyak di Indonesia," ungkap Pak Tun.

Mendieta meninggal dunia di Rs dr. Moewardi, Solo, pada Senin kemarin pukul 23.30 WIB karena sakit. Menurut keterangan dokter, ia terinveksi virus yag telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya. Ia juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah.

Mantan penyerang Persitara dan Persis Solo ISL itu sempat dirawat di dua rumah sakit lain dan kontrakannya, namun tak punya biaya yang cukup untuk pengobatan. Gajinya selama empat bulan, sekitar Rp 100 juta lebih, belum dibayarkan klub sampai maut menjemputnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar